[Cerpen] The Name I Loved :: Fatkhi A'yuni

Title  : The Name I Loved
Cast : -Lutfi
-Sivia
-Rio
-Dll
Genre : Friendship, Romantic (OneShoot)
Author : Fatkhi A'yuni




안 녕하세요..!!this is my first story about other Korea.ceritanya juga udah pasaran koq..tenang aja.. Please don't be a silent reader, I use Indonesian Leanguage n little english, but, this is still broken. Like n Don't forget to leave ur comment for my short story. Hope U Like it.. haha... Thank U...


1
.
.
.
2
.
.
.
3
.
.
.
Let's Check this out... Happy Reading...



THE NAME I LOVED


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Aku menatap merahnya langit sore di sebuah gardu pemandangan di desa yang masih benar- benar hijau.  Tak terasa pipiku telah terbasahi oleh air mataku yang tiba- tiba jatuh. Batinku hampa, dadaku sesak mengingat sesuatu yang terlewati dan takkan pernah kurasakan lagi. "Sivia" terlintas dipikiranku nama itu lagi. Kucoba ingat siapa dirinya. Seorang gadis seumuran dgku dan tingginya sedikit lebih tinggi dariku.ya..dia orangnya..sahabatku..seorang yang selalu disampingku dikeadaan apapun. hanya dia yang kupercaya untuk mencurahkan segala isi hatiku.tapi sayang semua kenangan akan tawanya,senyumnya,kesetiannya kini telah terkubur dibawah timbunan tanah yang gelap dan dingin. Terbawa ke alam yang baru dan telah ia simpan dalam lemari persahabatan di surga.
Sesosok tangan meraih pundakku.menyadarkanku dari lamunanku tadi. Aku lalu membalikkan badanku,seorang cowok cool memakai kaos hitam berjaket merah hitam telah berdiri tepat didepanku. Refleks aku menghapus air mataku dengan kedua tanganku dan menundukan kepalaku. "Lut (nggk enak bgt manggilny) kamu kenapa..?? Sepertinya kamu menangis..apa kamu ada masalah..??" tanya cowok itu kepadaku. "mmhh..nggak apa..aku baik- baik aja kok.."ujarku sedikit memalingkan wajahku dari hadapannya."Lutfi,,dengerin aku, aku ini pacar kamu, ceritalah pdku, aku pasti akan membantumu. pliss..." kali ini ke dua tangan cowok itu menggenggam erat kedua lenganku. aku tak kuasa, air mataku kembali mengalir, bahkan lebih deras dari sebelumnya. Aku kemudian duduk disebuah bangku panjang yang telah disediakan untuk para pengunjung. Disusul cowok tadi yg bernama Rio mengambil tempat disebelah kiriku. Aku lalu menceritakan semua;

.:berbulan - bulan yg lalu:.

"tok..tok..tok"ku dengar suara ketukan pintu dari arah luar kamarku,kutengok jam wekerku yang kuletakkan diatas sebuah meja kayu berukir jepara asli disamping tempat tidurku. Kulihat waktu masih menunjukkan pukul 01.14 pm. Mataku masih sayup- sayup,kupaksakan aku untuk bangkit dari tempat tidurku. Kuusap mataku dg punggung tanganku dan kurapikan rambut panjangku. Kubuka pintu kamarku dan tada~~ “Selamat ulang tahun kami ucapkan...(dst)” nyanyian Ultah mengejutkanku, 5 sahabatku membuat surprize party special untukku. “Agni, Via, Cakka, Rahmi, Patton, Ya Ampun... ” aku tak bisa berkata – kata. Dibawanya sebuah kue tart coklat, di atasnya ditancapkan lilin berangka 16, satu persatu sahabatku memeluk dan memberikan do’a untukku. Setelah ku tiup lilinya serentak mereka melemparkan kue tartnya ke wajahku. Kucoba balas mereka, sayangnya mereka terlalu cepat untuk menhindar. Wajahku penuh dengan krim coklat yg lengket, sehingga membuat rasa kantukku menghilang. “Makasih ya semua...Aku benar- benar terharu.. I Love U..” kupeluk semua sahabatku (kaya di teletubies itu lho.. ^_^) Malam tanpa bintang yang dipenuhi cinta persahabatan.(kebanyakan "ku" ya..hehe..)

—xX—2 hari setelah Ultah Lutfi —Xx—

“Fy jalan yuuk..!?!” ajak Via padaku sepulang sekolah. “Mumpung masih jam 11 niih..jarang- jarang kan pulang secepet ini..”Lanjutnya dg wajah memohon. Hari ini sekolah kami pulang agak awal karena guru – guru disekolah kami sedang rapat. “Kemana..?? Ke Mall..?? Bosen ah..” Jawabku sambil membereskan buku – buku ku kedalam backpack sekolahku. “eh di samping ‘Jarana Shop’ ada restoran baru lho.. kalo nggak salah namanya ‘Arenda Choco Resto’ disana menyediakan banyak banget makanan dari coklat faforit kamu lho..” Rayu Via mengiming- imingi aku dengan coklat. Dan rayuannya pun tak sia- sia, aku yang gila coklat tak pikir panjang langsung mengiyakan ajakan Sivia. ”Beneran Vi..?? A-Yo..!! I Love Chocolate!!” Aku begitu semangat dengan ini, bahkan aku jadi lupa dengan Sivia yang mengajakku, Ia tertinggal jauh dibelakangku.

—XX—Arenda Choco Resto —XX—

Pelayan menyerahkan daftar menu pada kami dengan ramah dan sopan.“Lut kamu  mau pesen apa..??aku bingung..” Sivia menggaruk kepalanya yang sebenarnya tak gatal sambil mengernyitkan dahinya karena kebingungan. “hemm..aku mau ‘MoolaChocoChocy, GrazeChocoFruit sama SodaChocoApple’..cepet deh kamu pesen Vi..kasian pelayannya nungguin kelamaan..”  kutatap wajah Sivia yang masih kebingungan memilih menu. “ya udah deh aku pilih ‘MoolaChocoChocy, ChocoBlueGrazie,’mmhh..minumnya ini aja,’ChipChopShake’ makasih ya..”Setelah itu ia mengembalikan daftar menunya ke pelayan.
Aku ngobrol panjang lebar dengan sahabat terbaikku sampai cukup lama. Lambat laun makanan milikku dan milik Sivia mulai habis. Kami terus bercanda ria tanpa menghiraukan waktu yang semakin sore. Disela – sela pembicaraan Sivia tiba- tiba terdiam, Tanganny memegangi kepalanya, wajahnya pucat,raut wajahnya menampakkan seperti orang yang sedang kesakitan yang luar biasa. Aku panik melihat sahabatku seperti ini. Langsung aku berteriak meminta tolong kepada orang yang ada dalam ruangan ini. Aku tak tau apa yang terjadi, bahkan aku tak merasakan kalau sekarang aku dan sivia menjadi center of inters. Orang- orangpun medekat pada aku dan Sivia. Aku menangis khawatir melihat Sivia yang kini mengeluarkan darah dari hidungnya. Ku telfon orang tua Sivia, sayang selalu saja nomernya sibuk, aku tahu orang tua Sivia sangat sibuk, bahkan dalam sebulan mereka dirumah hanya 3 hari, paling lama 1 minggu.
Huft..untungnya ada seorang bapak paruhbaya yang ternyata adalah tetangga Sivia. Lalu bapak itu membawa Sivia ke rumah sakit terdekat, aku ikut serta dalam Mobil bapak itu untuk mendampingi sahabatku.

—XX—1 Minggu kemudian—XX—

"Fi lihat deh..kayakny ada murid baru" tunjuk Sivia pada seorang gadis tinggi berambut panjang dan mengenakan seragam sekolah yg berbeda dg pakaian kami. "ah..nggak urusan..."Aku yg lagi badmood tak memperdulikan apa yg diucapkan sahabatku. "Lutfi..!! coba liet dulu...kali aja kamu pernah liet.." gertak Sivia  merebut BB Tourch 9000 dari tanganku dan mendongakkan kepalaku kearah gadis tadi. "Via apa- apaan sich kamu.. kembaliin BB-ku.." sedikit aku geram pada sivia yg seenaknya mengambil BB-ku, ya memang siih ini salahku karena aku nggak menggubris perkataan Dia. "Ih.. coba deeh kamu liet dulu.. kali aja kamu kenal dgnya.." tukas gadis berponi kaleng ini menunjuk gadis yg sedang duduk di depan ruang kepsek itu. "iya..iya..aku udah liet... kayakny aku belum pernah liet deeh.. seragamnya pun asing bagiku.." kataku yg kini mulai ikut fokus pada gadis baru itu. "eh coba perhatiin seragamnya.. aku kaya pernah liet deh.." Sivia sedikit berfikir memperhatikan seragam sang anak baru. "hemm..kalo nggak salah itu SMP Maju Mundur Purwokerto deeh.. soalnya aku pernah liet sepupu aku yg sekolah disana.. pakaianya mirip sama punya sepupuku."lanjut Via menerka- nerka. " ah au ah.. yuh masuk.. bentar lagi bel.." ajakku masuk dulu kedalam kelas, sedangkan Sivia masih duduk dibangku depan kelas IX-B mengamati gadis itu, -Kriingg..- "tuh kan Vi.. ayo masuk.. sekarang pelajarannya P. Wagimin lho.. terlambat keliling sekolah 24 kali lhoo..haha.." tegurku lagi pada Sivia yg belum beranjak dari posisinya. "haha.. iya iya.. daripada suruh muter...haha.." Sivia akhirnya masuk kedalam kelas.

—XX—Pelajaran Pak Wagimin—XX—

tokk..tok..tok.. suara pintu kelasku berbunyi tanda ada orang yg mengetuk (yaelah...masa' hantu...haha..) pak wagimin yg tekenal paling killer seantero SMP Kucup Bangkrut (musuhnya SMP mekar Jaya #haha..) itupun langsung menghentikan pengajarannya untuk membukakan pintu. "ya pak.. oh ya.. silahkan masuk.." Ujar pak wagimin pada seseorang yg telah menunggu didepan kelas. seorang bapak paruhbaya berpakaian sangat rapi memasuki ruang kelas kami. "eh Vi..tumben tu bapak kepsek mau masuk kelas kita.. biasanya guru2 paling anti kalo masuk kelas kita waktu non KBM.." Tulisku di wall facebook Sivia. seperti biasanya, anak IX-B tidak pernah memperhatikan pelajaran pak wagimin, yg katanya pak wagimin suaranya terlalu pelanlah,yg katanya nggak mudeng dg apa yg diterangin sama bapaklah.. huft.. 90 % anak IX-B watu pelajaran pak wagimin tidak pernah absen untuk ONLINE. termasuk aku dan Sivia. entah ada yg oL fb,twitter,PLURK,SS,YM atau hanya sekedar browsing mencari gambar or info- info. 
"he.em.. lagi mau ada pengumuman kita bakal diliburin 1 semester kali..haha.." reply.a di dindingku. "haha.. ngaco ah..." balasku di wall Sivia.
"Anak- anak..hari ini kita kedatangan murid baru, dia dari SMP Maju Mundur Purwokerto, semoga kalian bisa menerima dg baik..silahkan ananda perkenalkan diri " bapak kepsek mulai berbicara ttg kedatanganny ke kelas yg dijuluki gudang setan oleh siswa dan guru lain. 
di belakang bapak kepsek juga berdiri seorang gadis yg tadi pagi duduk di depan ruang kepsek. "hai.. nama saya Angelica Martha Pieterz ,panggil saja Angel, saya dari SMP Maju Mundur Purwokerto, senang bertemu dg kalian, untuk perkenalan lebih lanjut kalian bisa tanya langsung dg saya kapanpun. terimakasih." sapa gadis berbehel ini di depan kelas. tak banyak anak yg memperhatikannya karena asyik dg online-nya, begitupun aku dan sahabatku. "ohh.. ternyata benar fi kalo anak ini anak baru.. haha.. kayaknya keren nihh buat di mainin,, ya semacam ospek gitu lah.. :-D" Sivia kini yg memulai percakapan dg-ku melalui YM dan akupun langsung mereplynya. "haha.. kamu lho.. dari dulu nggak pernah ilang isengnya... haha.. tapi kayaknya dia lebih tua dari kita deh,, liet aja tuh giginya.. dah pada rontok hahaha..."
"oke ananda duduk dibelakang, diantara Sivia dan Lutfi..dan ikuti pelajaran pertamamu..silahkan " ucap bapak guru mempersilahkan duduk di samping aku dan via, "what~" batinku, yah gara2 duduk disamping bangku kosong.
-kring..kring...-
"oke anak2 pelajaran hari ini selesai, thx 4 ur attention, and C U next time."- "C U.."
istirahat datang, karena perutku mulai ber- karawitan, aku memutuskan mengajak sivia ke kantin. tapi belum sempat ku ajak via kekantin, anak baru tadi mengajakku berkenalan. "haii.. angel.. kamu yg duduk disampingku kan..??" katanya sambil mengulurkan tangan dan tersenyum lebar menunjukkan deretan giginya yg putih namun tak terlalu rapi. "hai.. iya aku yg duduk di sampingmu, aku Lutfi.. senang berkenalan dgmu.." jawabku menjabat tangannya. "senang berkenalan dgmu juga,mmhh.. mau kekantin.." ajaknya padaku, hampir- hampir aku lupa dg sahabatku, akhirnya kuterima ajakkan Angel dan mengajak juga memperkenalkan Sivia pada Angel.

—XX—Pulang Sekolah—XX—

"Fi kamu pulangnya ke arah kuburan mangkok kan..??" angel yang baru keluar dari kelas langsung menyusul aku yg sudah berada di depan gerbang SMP Kuncup Bangkrut menunggu angkot yg lewat. hari ini aku pulang sendiri, ini dikarenakan sahabatku Sivia dijemput orang tuanya. I don't know mereka mau kemana, tapi kelihatannya ini hal yg sangat penting jadi tak seperti biasanya Via mengajakku pergi. "hmm... iyah emangnya kenapa..??" jawabku pada Angel singkat. "ehm.. nggak papa siih.. kita pulang bareng aja ya.. aku juga se arah sama kamu.. " ajak Angel pdku tanpa basa basi. "mmhh.. gimana ya.. nanti malah ngrepoti kamu jadinya.." sebenarnya aku seneng bgt di ajak pulang, tapi aku agak gengsi, jadi aku masih basa basi untuk menerima tawaran angel. "oh.. nggak koq.. justru aku seneng.. kita kan bisa cerita banyak tentang kita. kebetulan juga aku dijemput Sopir ayahku, soalnya ayah dan ibuku sedang di luar kota.biasa lagi bisnis.." katanya meyakinkanku agar ikut dgnya. aku masih dalam pendirianku, karena dari kelihatannya anak ini bakalan pamer n nyombong dg apa yg ia punya, secara bapak n ibu dia seorang pengusaha besar, tapi, berhubung uangku ketinggalan di tas Sivia, ya untuk nyari aman, nggak mau ngrepoti ayah,ibu untuk menjemputku dan menjaga agar kakiku nggak kapalan, akhirnya kuterima tawaran angel.

=> Sivia POV

"tak terasa perkenalan angel dan lutfi bisa jadi sejauh ini, hampir 2 minggu Lutfi nggak bareng aku, bahkan untuk sekedar menyapaku sepertinya berat baginya..huh.. aku rindu Lutfi yg dulu" gumamku dalam hati melihat Lutfi dan angel yg sedang menjahili adik kelas. "sejak lutfi akrab dg angel, dia berubah, dia jadi anak yg jahil, bahkan kata ayah n ibunya sekarang lutfi jadi sering membangkang, dia jadi jarang belajar, lebih sering sms.n, telfon2an, chatting sama angel. udah kucoba peringatkan dia, tapi sia- sia" curhatku pada Rio yg duduk menemaniku duduk di bangku taman sekolah. "ya.. aku juga merasakan perubahan pada diri lutfi, bahkan dia juga udah nggak nganggep aku pacarnya..sepertinya angel yg telah membuat lutfi seperti ini" ucap Rio setuju dg apa yg aku katakan. "jgn yo.. biarlah dia seperti itu, kalo itu emang membuatny bahagia , aku rela, jgn pernah sakiti dia.." tegasku membela sahabatku mungkin bisa dibilang mantan sahabatku, ya walaupun lutfi menganggap aku mantan sahabat, aku tetap akan menganggap lutfi sbg sahabat terbaikku. "tapi Vi.. angel tu anaknya jahat.. kamu pernah denger nggak kenapa dia pindah ke sekolah ini..??" timpal rio dg nada sedikit ngotot. "heemm.. La..?? why..??" jawabku menoleh kearah Rio. "aku  pernah denger kalo angel tu di D.O gara2 dia pernah mencelakai temennya, ya katanya sii caranya hampir kaya sama lutfi itu.. pertama itu dia baik dan lama kelamaan dia akan mencelekai lutfi.." jelas rio padaku memberi tau siapa sebenarnya angel. "katanya dia mengidap kelainan apa itu namanya lupa, tapi katanya dia udah sembuh, makanya dia dimasukkin kesini,, aku sii nggak tau kebenarannya.." tambahnya.
setelah  mendengar penjelasan dari rio tiba2 kepalaku terasa sakit yg luar biasa. tak seperti sebelumnya, dunia seakan berputar, kepalaku seperti di pukul dg batu yg sangat besar. hidungku mulai mengeluarkan darah. Rio yg melihatku seperti ini langsung meminta tolong kpd tukang kebun SMP Kuncup Bangkrut yg sedang bersih2 di dekat kami untuk membawaku ke UKS, dan rio langsung memanggil guru dan menelfon Ortuku. 
"Sudah saatnya" Bisikku dalam hati sebelum akhirnya aku tak sadarkan diri.

=> Back to Lutfi POV

kemana raibnya semua penghuni rumah, biasanya jam2 segini mama lagi sibuk nonton TV. Dan, kemana ayah? biasanya ia sedang bermain dg Laptopnya di ruang kerja? aku sendiri mencari cari keberadaan penghuni rumah ini, aku hanya mendapati Mbak Inah pembatu keluarga kami di dapur.
"Mbak, ayah ibu pada kemana sih.. biasanya udah pada dirumah??" tanyaku pada mbak Inah. "anu.. anu non.." jawab ,mbak inah terbata bata. "Anu..anu apaan..?? pada kemana ayah sama ibu..??" tanyaku lagi sedikit marah. "anu.. ibu sama bapak lagi kerumah sakit.. bapak tadi pulang kerja langsung menyusul kerumah sakit.." Rumah sakit?? batinku bingung. "emang siapa yg sakit..??" ucapku kepada mbak inah, wajar aku menanyakan hal ini, mendadak, aku jadi sedikit khawatir.  "Neng..neng Via non.." jawab mbak inah cepat. "neng Via sakit non.."
"ha.. Via?? kerumah sakit mana mbak..?" tanyaku lagi yg di sertai anggukan mbak inah. "rumah sakit rakyat melarat non.." 
tanpa pikir panjang lagi, aku langsung berlari keluar menuju pangkalan ojek yg ada di ujung kompleks rumahku dan segera ke rumah sakit.

—XX—Rumah sakit Rakyat Melarat—XX—

aku tak tahan melihat keadaan Via sekarang. aku yg menatapnya saja begitu menderita, apalagi Via yg mengalaminya sendiri. aku tanpa sadar menangis menyaksikan perjuangan Via yg harus bernafas menggunakan ventilator. 
Sivia hanya mengedipkan mata pada seluruh anggota keluargaku termasuk aku, sebagai tanda dia memahami kalau ialah yg jadi bahan obrolan.
beberapa detik kemudian ada yg tak beres dg Sivia dan membuatku keluar karena tak kuat melihatnya. tadi saraf Via ada yg telah termakan oleh penyakit tsb. ternyata setelah di rontgen, Kanker Sivia telah menjalar ke seluruh otak Via.
"Saat bersama Rio, tiba2 Via pingsan, tubuhnya nggak bisa digerakin tapi dia masih sadar waktu itu" kata ibu menangis, "cuma mata Via kelihatan aneh, makanya pak Wartidjo dan pak kebun langsung membawa Sivia ke RS"
seketika itu juga, aku layangkan pandanganku ke arah Via yg tertidur. tampaknya dia sudah agak mendingan hingga dia bisa menikmati tidurnya. aku melihatnya dari kaca yang terpatri di pintu masuk ruang ICU tempat dia terbaring. wajahnya pucat. mungkin akibat rasa sakit yg tertahankan itu.
"Kasihan Via", kataku terdengar seperti bergumam seraya mengalihkan perhatianku kembali kepada ibu dan ayah. "dia anak yg ceria dan mempunyai semangat tinggi dia juga pinter koq di sekolah"ayah dan ibu setuju dg apa yg aku katakan.
"mama kak Via..?!?!" Ray tiba2 menghambur keluar dg jerit histeris.
para dokter dan perawat saling berkejaran dg waktu untuk memulihkan kesadaran Via yg perlahan menghilang akibat penyakitnya yg mendadak kambuh. Tapi mereka terus mencoba. Pemandangan kesakitan Sivia seperti kiamat bagiku.
Demi Tuhan, kalau Sivia diberi kesempatan untuk sembuh, aku akan meladeni celotehannya ttg penelitian biologinya. aku takkan jauhi kamu lagi, takkan menjahili orang2 lagi.Aku Janji. Aku menyayangimu, Via, gumamku pada diri sendiri.

—XX—Ke esokan harinya—XX—

aku berada di antara banyaknya kerumunan orang yg berpakaian serba hitam dan aku juga menggunakan kerudung berwarna senada ketika mengiringi tubuh kaku Sivia menuju liang lahat yang menunggunya. Sivia dipaksa menyerah dg penyakitnya. Dia meninggal, hanya sepuluh menit sejak jerit Ray semalam.
Via boleh saja lenyap dari dunia fana ini tapi semangatnya tetap hidup dihatiku.


.:Back to RiFi:.
"sudahlah Fi, aku tahu kamu sangat kehilangan dia, tapi aku yakin dia akan tersenyum apabila melihat kamu tak menangisi dirinya" Ucap Rio mencoba menghibur aku. "aku ingat, sebelum ia meninggal ia menuliskan surat untukku yg dititipkan ke Ibunya" lanjutku teringat sesuatu. "mmhh... boleh aku lihat.." pinta rio hati- hati. aku lalu memberikan selembar kertas yg diberikan oleh sivia untukku.


______________________________________________________________________________


Dear My Best Friend Lutfi


my hads became
cold as the memory
of love coldly draw
near
no matter how close us
i know that i can't love you anymore
i can't miss you.. Waiting for you
Makes me tired
endure anymore, and i can't relieze it
the name i loved once in this life
Has becomeing further and further away from me
I am writing your name on a paper, and forever
Kept it in my heart
From that day I only relized that i will only Love you forever
Love that can't be together can also be known as LOVE
I Can't handle the love memories and feeling alone
I can't start this, I Can only miss you secretly in my heart
My heart only left your body fragrance that i missed and always locked
Thousands of times remembering
the first time out eyes meet
And stolen an edge of my heart without notiving


Love


Sivia
______________________________________________________________________________
setelah membaca surat tesebut, rio langsung memeluk Lutfi dalam keadaan lutfi yg masih menangis.


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~THE END~~~~~~~~~~~~~~~~~~~





Haha..How about my story..?? Do U Like it...?? I hope U like it..
Kesamaan tempat, Nama dan suasana hanyalah fiktif dan kebetulan belaka, jadi harap dimaklumi.
Thanks very much...  Don't forget to Like and Leave Ur comment..
Any Question..?? U can ask at Comment..
...감사합니다...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW] MYSTIC POP-UP BAR - 2020

[Puisi] Jangan Menangis, Pertiwi